relung teroka

Gurun hati semakin sunyi
Ikan tawes seakan memaki atau memuji
Cethul berlari, dalam naungan Ilahi, tanpa menggurui
Tapi aku tetap terpaku, belajar dari cethul

Gurun hati tetap sunyi
Kinjeng abang, kinjeng ijo, kinjeng dom
Matanya melek awasi hati
Hatiku yang sedang hati-hati
Mencari kepastian, dalam tarian saman ketidakpastian

Gurun hati masih sunyi
Kambing mengejek
Mengejek si bodoh
Yang sedang mencari jalan, dengan mata tertutup

Gurun hati dalam sunyi
Kodok melotot, memarahi aku
Sebentar sebentar ia tertawa...mulutnya semakin lebar
Karena aku? Karena kamu? Atau mereka?

Alter ego mengumpat... bodoh...
Tak ada yang memaki, tidak ada yang mengejek...
Tiada yang memarahi, bahkan menggurui..
Semua hanya memahami
Memuji...menari...dan bernyanyi....
Untuk Guru Ilahi....

Gurun hati masih sunyi....Sunyi?

Sasana krida jatijejer, ’07
Medio januari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar